Tokoh
Kerongcong Indonesia
Nama: Gesang martohartono
Artikel Tengtang Gesang martohartono
:
GESANG
MENULIS SURAT UNTUK CAPRES-CAWAPRES
Gesang
masih menyempatkan diri menulis surat kepada para calon presiden (capres) dan
calon wakil presiden (cawapres) yang berisi ajakan moral mengembalikan kejayaan
Indonesia. Nampaknya tak salah jika Gesangmeminta Iwan Fals untuk terlibat
dengan mengolah makna isi surat tersebut, untuk dijadikan sebuah lagu untuknya,
dan juga bagi segenap bangsa Indonesia.
Seperti
pada salah satu lirik lagu Bengawan Solo yang diciptakannya, Gesang menulis,
“Saya menaruh harapan besar kepada ibu/bapak capres dan cawapres, baik yang
terpilih maupun belum terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, ikhlas
mengumandangkan Tembang Gesang – Tembang Kehidupan yang mengalirkan kedamaian
dan kemakmuran Indonesia sampai jauh…”
Selanjutnya
ia menulis, “Ibu/bapak yang setia menjadi sahabat lingkungan, ibu/bapak yang
menciptakan sejahtera merata, ibu/bapak yang memprioritaskan pendudukan sebagai
sumber daya terbesar, ibu/bapak yang meyakini kebhinekaan adalah anugerah Allah
SWT, saya percaya jika ibu/bapak bersama-sama terus berjuang dalam berbagai
upaya dan keteladanan maka kian merekah berjuta senyum Indonesiaku” Pada surat
tertanggal 3 Juli 2009 itu, Gesang yang lahir pada 1 Oktober 1917 itu menutup
suratnya dengan kata, “Sebelum aku mati, sudikah ibu/bapak berjanji?” Sayangnya,
menurut Direktur Kreatif PT Kraftiq Advertising Paul Bernadi, yang membacakan
surat tersebut pada jumpa pers mengenai rencana kegiatan Tembang Gesang,
Tembang Kehidupan, di Jakarta, Senin, surat yang dikirim pada akhir pekan lalu
(3/7) melalui pos itu, belum mendapat tanggapan dari para capres dan cawapres.
Pada
kegiatan yang mengangkat nama Gesang itu, kata dia, sang maestro juga meminta
penyanyi terkemuka Iwan Fals bersedia membuatkan lagu Tembang Gesang, yang
membangkitkan kesadaran semua komponen bangsa untuk bersama-sama menciptakan
kehidupan yang damai dan sejahtera. Kerabat yang menjadi pengurus Yayasan
Gesang, Didit Bagus P, mengharapkan kegiatan Tembang Gesang yang rencananya
akan diselenggarakan pada awal Oktober 2009 itu juga menggalang dukungan
membangkitkan kembali musik keroncong yang selama ini menjadi aliran lagu-lagu
ciptaan Gesang.
“Saat
ini tidak ada stasiun televisi, kecuali TVRI, yang menyisihkan waktunya untuk
keroncong, karena musik keroncong tidak bisa menjual, tidak ada sponsornya,”
ujar dia. Sementara itu Sekjen Yayasan Karya Cipta Indonesia, Henry Soelistyo,
yang mendukung kegiatan tersebut mengharapkan ada kegiatan yang lebih kongkrit
untuk memberi penghargaan kepada Gesang sebagai seniman musik Indonesia yang
karyanya telah mendunia, karena sejumlah lagunya digemari masyarakat Jepang,
China, Vietnam, Amerika, Belanda, serta sejumlah negara lainnya di Eropa.
Riwayat Hidup Gesang martohartono :
Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu 'Bengawan Solo' ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang)
Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu 'Bengawan Solo' ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang)
Gesang tinggal di di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Gubernur Jawa Tengah tahun 1980 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya tahun 1962. Selepasnya, memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak. Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti; Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa perang dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.
Tahun 2007, Gesdang dirawat di rumah sakit PKU Solo dan menjalani operasi prostat. Di Januari 2010, Gesang masuk rumah sakit kembali, tak lama kemudian Gesang pulang.
Selanjutnya, Gesang masuk rumah sakit Rabu 13 Mei karena gangguan pernafasan dan infeksi kandungan kemih. Minggu, 16 Mei Gesang masuk ICU RSU Solo karena mengalami penurunan tekanan darah. Selasa, 18 Mei Gesang digosipkan meninggal dunia, akan tetapi kabar tersebut ternyata salah, tepatnya meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun.
Daftar Karya seni Gesang melalui lagu kerongcong diantaranya
sebagai berikut :
* Bengawan Solo
* Jembatan Merah
* Pamitan (versi bahasa Indonesia dipopulerkan oleh Broery Pesulima)
* Caping Gunung
* Ali-ali
* Andheng-andheng
* Luntur
* Dongengan
* Saputangan
* Dunia Berdamai
* Si Piatu
* Nusul
#resep masakan jawa tengah
#resep pantura
* Bengawan Solo
* Jembatan Merah
* Pamitan (versi bahasa Indonesia dipopulerkan oleh Broery Pesulima)
* Caping Gunung
* Ali-ali
* Andheng-andheng
* Luntur
* Dongengan
* Saputangan
* Dunia Berdamai
* Si Piatu
* Nusul
#resep masakan jawa tengah
#resep pantura
0 komentar:
Post a Comment